Langsung ke konten utama

Melihat bukan dgn mata - Selamat Natal 251213

Pepatah yang mengatakan, "Don't judge a book by its cover" itu pada kenyataannya sungguh-sungguh benar. Soalnya buku kan memang tidak bisa dihakimi. Ya iyalah.. Hehehe. :p


Kalau tidak salah, arti sebenarnya adalah jangan melihat sesuatu dari penampilan luarnya saja, karena itu bisa menipu. Lihatlah ke dalam, maka kita akan mengetahui bagaimana kualitas sesunggiuhnya. Sampul bisa saja membuat buku tampak seolah-olah menarik tetapi kualitas sebenarnya hanya bisa diketahui dengan membaca tulisan di dalamnya.


Bukankah sering terjadi juga ibu-ibu membeli buah jeruk atau salak. Karena kulitnya bagus mulus, harga juga murah, maka setelah dicicip 1 buah rasanya ok, dibelinyalah langsung 2 kg. Setelah dibawa pulang dan dimakan, hmmmm...rasanya uasemm banget. Dan biasanya mereka akan mengungkapkan kekesalannya dengan mengatakan,"Hemm.. gur diapusi iki jenenge. Sesuk maneh ra usah tuku neng kana (cuma ditipu ni namanya. Besok-besok lagi ga usah beli di sana lagi)..".


Manusia pun sering terlihat menarik dari penampilan luarnya, fisiknya, suaranya, ataupun kekayaannya. Namun tidak jarang terjadi, setelah mengenalnya kita merasa tertipu. Penampilannya keren, tetapi sikapnya kasar. Pintar berkata-kata tetapi mudah tersinggung. Fisiknya menarik, tetapi kepribadiannya berantakan. Punya suara emas, tetapi sombong dan kurang menghargai orang. Kata-katanya manis, tetapi tidak jujur dan penuh tipu daya.


Ada juga orang yang biasa-biasa saja penampilannya, tetapi jujur. Punya rumah sederhana, tetapi mau membantu tetangganya. Berkekurangan tetapi ikhlas berbagi. Terlihat bodoh dan pemalu, tetapi tangguh menghadapi kesulitan hidup. 


Meskipun yang terlihat mata tidak selalu bertolak belakang dengan kualitas pribadi yang sesungguhnya, namun akan lebih baik kalau kita tidak memberikan cap atau penilaian yang terlalu cepat sebelum memahami bagaimana sebenarnya.


Anak Manusia pun merendahkan diri dengan hadir dalam kesederhanaan di kandang hewan. Jika hanya melihat apa yang dilihat mata, mungkin kita tidak akan percaya siapakah Dia sesungguhnya.


Selamat Natal.., 

25-12-2013


Komentar

Anonim mengatakan…
wuiihhhh coretan sderhana yang benar2 mengena..
siiipppp.. permenungan yang uapiikk

Postingan populer dari blog ini

Watukodok dan OLI

Jogja mempunyai begitu banyak tempat wisata, termasuk wisata pantai. Kalau ditanya, pantai apa saja yang Anda tahu di kota pelajar ini? Pasti kata pertama adalah Parangtritis. Ya, memang tidak salah karena Parangtritis memang pantai yang cukup terkenal di sana. Mungkin ada juga yang menyebutkan pantai Depok, Baron, Kukup, Drini, atau Indrayanti. Empat yang disebut terakhir adalah beberapa pantai indah dari sekian banyak pantai di Gunungkidul. Kali ini saya akan mencoba berbagi tentang sesuatu yang menarik di antara pantai-pantai indah itu, di mana 29 Juni 2014 yang lalu saya berkesempatan berkunjung ke sana. Berangkat dari Jogja, mbah Cokro “setres”, mengantar kami menuju pesisir selatan Gunungkidul.  Kami melewati perbukitan yang penuh tanjakan dan turunan tajam, serta kelokan-kelokan yang sepertinya tak ada habisnya. Persis di bukit Patuk, di sisi sebelah kanan jalan tampak view Jogja dari atas. Barisan rumah penduduk, persawahan, pepohonan, jalan-jal...

Hidroponik trial 300520, 030620, 070620, 160620

Sekedar untuk menyimpan. Ini adalah dokumentasi foto-foto hidroponik yang diambil di Mei-Juni 2020. Beberapa tanaman masih trial awal, jadi hasilnya belum memuaskan.  Maaf jika tampilannya masih belum rapi. No. 1-7 = Foto 300520, 030620, 070620, 160620 secara berurutan. 1. Sawi Samhong, masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.        2. Sawi (kalau tidak salah), masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.       3. Pakchoy & sawi (mix)     4. Pakchoy     5. Pakchoy   6.     (- belum difoto lagi) (-sudah dipanen) 7.   (blm difoto lagi)    (- sudah dipanen) 8. Foto hidroponik 070620, 160620 = A.    B.     C.  (pindah tanam 1 Juni 2020) D.  (pindah tanam 6 Juni 2020) E.       (ini adalah sisa-sisa trial yang belum berhasil ter...

Begini cara membuat tablet

Hey friends... Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang cara membuat tablet. Ya, tablet. Tapi tolong jangan dulu berpikir tentang prosesor, RAM, memori intenal, resolusi kamera, dimensi layar, dsb. Singkirkan segala yang berhubungan dengan gadget karena yang akan saya bicarakan di sini adalah tablet yang biasa kita minum kalau sedang sakit. Pada umumnya, sebagian besar tablet mengandung lebih sedikit bahan aktif jika dibandingkan bahan penolongnya (baca: eksipien). Sebagai contoh, misalnya tablet CTM 4 mg dibuat menjadi tablet dengan bobot total 1 0 0 mg. Mengapa begitu? Volume 4 mg CTM itu sangat kecil, kira-kira hanya ½ dari sebutir beras. Bisa dibayangkan, bagaimana cara mencetak serbuk sesedikit itu. Oleh karena itu lah ditambahkan eksipien agar jumlahnya mencukupi untuk bisa dicetak. Di sini kita akan menggunakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. Apakah itu? Secara sederhana, granulasi adalah proses untuk menghasilkan granu...