Hari ini ada satu topik pembicaraan yang membuatku bertanya-tanya saat di kantor, yaitu tentang disolusi (kelarutan) obat dan kemampuannya untuk diserap tubuh. Sebagai pedoman umum, syarat suatu obat untuk bisa diserap tubuh adalah harus larut terlebih dahulu dalam cairan tubuh. Umumnya penyerapan terjadi di usus halus. Begitulah sedikit yang masih bisa kuingat dari dosen pengajar saat kuliah farmasi dulu. Nah, kebetulan ini ada satu senyawa obat yang kelarutannya sangat kecil atau bisa dibilang tidak larut dalam air, bahkan juga tidak larut dalam bermacam-macam pH saluran pencernaan. Jika mengikuti pedoman tadi, maka obat ini tidak akan larut di saluran pencernaan setelah diminum dan akibatnya obat juga tidak akan diserap. (note : larut tidak sama dengan hancur) Tetapi pada kenyataannya, obat ini bisa berada dalam darah orang yang meminumnya, alias obat ini ternyata diserap tubuh. Kenapa bisa begitu ya? Aku agak heran sambil menduga-duga, mungkin jonjot usus halus yang membantu pen...
Kumpulan buah pikiran yang kadang serius, kadang bercanda.