Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2014

Sok hebat & mengerti

Tak ada seorangpun yang bisa menentukan ingin dilahirkan dari keluarga seperti apa, tinggal di mana, dengan pembawaan yang seperti apa. Jika kau melihat seorang berbadan tinggi, menarik, tampan/cantik, pintar berbicara, dan berbakat, tentu ia akan menyenangkan untukmu. Maka tak heran kalau kau mudah untuk mengaguminya. Tetapi bagaimana jika kau melihat orang lain yang tak seberuntung itu? Kakinya memang dua tetapi tak sama panjang; tangannya memang dua tetapi jarinya tak lengkap, dsb. Atau, tak usah yang seekstrim itulah. Lihatlah saja dia yang sama sekali tak punya bakat istimewa. Jangankan berbakat, untuk bisa berpikir saja dia lambat, mengerti pun lama, dan pelupa. Belum lagi penampilannya yang mungkin bagimu terlihat aneh, tak proporsional. Tanpa sadar, tanpa dimintapun, kau akan mengomentarinya, atau malah menertawainya, setidaknya dalam hati. Kalau bisa, mungkin kau akan menghindarinya karena merasa males. Tidak sadarkah, kalau kau sudah menilai dirinya? Kalau bisa memilih, ...

Astagaaa!!!

Sambil berjalan pelan, dipegangnya erat bungkusan warna biru dan putih itu di tangan kirinya. Di bawah kuning temaram lampu jalan ia mematung sejenak, tak peduli pada siapapun yang berjalan ke sana kemari. Tanpa secuilpun senyum, dipalingkannya wajahnya ke kanan. Dalam diam, wajahnya tetaplah menyisakan sebuah kisah dan rasa yang ingin menyeruak dari dasar hatinya. Hati yang seolah ingin berteriak, bukan bernyanyi, namun mulutnya tetap mengunci. Riuh rendah manusia dan lalu lalang kuda jepang di sekitarnya tak mampu membuat telinganya merasa terlalu bising untuk tetap bisa mendengar suara yang terus berbicara kepada hatinya. Iapun lalu segera melangkah cepat, seolah yakin dengan apa yang dilakukannya. Tiba-tiba muncul 2 motor dan 1 mobil yang melaju kencang ke arahnya. Tahu-tahu, jarak di antaranya hanya tinggal beberapa langkah saja. Ia pun jadi sedikit gemetar, lalu mundur selangkah. Mobil dan motor itu akhirnya melambat, maka diberanikanlah lagi ia melanjutkan langkahnya. Sungguh...

Siapakah gerangan dirinya

Ia berparaskan keteduhan senja dan berselimutkan pelangi Rambutnya seperti laut diterpa angin dan terurai berkilau cahaya jingga Tersungginglah seulas simpul di bibir mungilnya Menambatkan pandanganku padanya Hanya sekilas saja, tetapi selalu terngiang di kepala Siapakah gerangan dirinya.. ( sent from @706 )