Sambil berjalan pelan, dipegangnya erat bungkusan warna biru dan putih itu di tangan kirinya. Di bawah kuning temaram lampu jalan ia mematung sejenak, tak peduli pada siapapun yang berjalan ke sana kemari.
Tanpa secuilpun senyum, dipalingkannya wajahnya ke kanan. Dalam diam, wajahnya tetaplah menyisakan sebuah kisah dan rasa yang ingin menyeruak dari dasar hatinya. Hati yang seolah ingin berteriak, bukan bernyanyi, namun mulutnya tetap mengunci.
Riuh rendah manusia dan lalu lalang kuda jepang di sekitarnya tak mampu membuat telinganya merasa terlalu bising untuk tetap bisa mendengar suara yang terus berbicara kepada hatinya.
Iapun lalu segera melangkah cepat, seolah yakin dengan apa yang dilakukannya. Tiba-tiba muncul 2 motor dan 1 mobil yang melaju kencang ke arahnya. Tahu-tahu, jarak di antaranya hanya tinggal beberapa langkah saja. Ia pun jadi sedikit gemetar, lalu mundur selangkah. Mobil dan motor itu akhirnya melambat, maka diberanikanlah lagi ia melanjutkan langkahnya. Sungguh tak diduga, di belakang mobil tadi, muncul 3 motor yang melaju jauh lebih kencang ke arahnya. Astagaaa!!! Ini sudah di tengah-tengah jalan! Mau bagaimana lagi???
Aaaaahhh.. Memang tak seorangpun yang tahu apa yang sesungguhnya akan terjadi, meski hanya 1 menit atau bahkan 1 detik di depan kita.
...dan aku pun tak mampu melihatnya lagi.
(sent from @706)
Komentar