Langsung ke konten utama

AWAS, ADA BAHAYA..

Anda kini mungkin tengah berusaha bersikap positif menghadapi segala sesuatu dalam hidup Anda. Tetapi dalam hidup ini, seringkali muncul bahaya komentar negatif dari orang lain dan apa yang kita katakan pada diri sendiri yang merusak segala sesuatu yang membuat kita berfokus pada kendali yang positif.

Kita selalu berhadapan dengan masalah dalam menjalani hidup ini. Masalah membantu kita untuk mengetahui posisi kita terhadap posisi yang kita inginkan. Belajar memahami dan menangani masalah dan bahaya-bahaya kecil merupakan langkah yang penting agar kita selalu bersikap positif.

Kita menghadapi banyak ketidaknyamanan hidup dan masalah dalam hidup. Berapa banyak energi yang terbuang untuk persoalan tidak penting daripada menghadapi situasi tersebut dan terus melangkah ?



Saya ingat masa-masa saya mengerjakan dan mengumpulkan naskah skripsi. Malam itu saya menyelesaikan naskah dan esok paginya saya berharap bisa segera mencetaknya. Paginya saya hendak mencetak beberapa naskah karena hari itu juga naskah harus dikumpulkan. Yang saya inginkan waktu itu adalah segera selesai dan mengumpulkannya. Printer dinyalakan dan dihubungkan ke komputer kemudian [File], [print] tetapi ada sesuatu entah apa yang menyebabkan printer macet. Saya ulang prosesnya, hasilnya tetap sama, macet. Ini sungguh tidak saya duga sebelumnya, apalagi printer masih baru, begitu pula dengan tintanya.

Suatu ketika baterai handphone saya hampir habis, saya menchargenya. Namun setelah dicolokkan ke sumber listrik, tidak muncul proses charging. Ah, mungkin pemasangannya kurang pas, begitu pikir saya. Maka saya pindahkan ke sumber listrik yang lain,namun hasilnya tetap sama. Saya tidak menyangka sama sekali sebab handphone masih dalam keadaan baik dan charger yang digunakan belum lama dibeli dan bisa berfungsi baik saat digunakan pertama kali.

Dan hidup pun seperti itu. Situasi yang tidak disangka sering sekali terjadi.

Hari yang cerah berubah menjadi hujan badai, ada angin ribut, banjir, dsb. Saya masih ingat peristiwa gempa bumi 26 Mei 2006 di Yogyakarta yang membawa banyak kerugian materi dan non-materi. Hari masih pagi, kira-kira pukul 06.00, tiba-tiba bumi bergetar beberapa saat dengan hebatnya dan bangunan di atasnya roboh dan hancur. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri, namun tidak semua orang bisa selamat karena tertimpa bangunan.

Kemampuan kita untuk menyiasati perubahan, baik berbahaya maupun traumatis akan memberikan sesuatu yang berarti. Jika kita stres dengan berbagai gangguan kecil, mungkin kita juga tidak mampu menangani perubahan akibat bencana besar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watukodok dan OLI

Jogja mempunyai begitu banyak tempat wisata, termasuk wisata pantai. Kalau ditanya, pantai apa saja yang Anda tahu di kota pelajar ini? Pasti kata pertama adalah Parangtritis. Ya, memang tidak salah karena Parangtritis memang pantai yang cukup terkenal di sana. Mungkin ada juga yang menyebutkan pantai Depok, Baron, Kukup, Drini, atau Indrayanti. Empat yang disebut terakhir adalah beberapa pantai indah dari sekian banyak pantai di Gunungkidul. Kali ini saya akan mencoba berbagi tentang sesuatu yang menarik di antara pantai-pantai indah itu, di mana 29 Juni 2014 yang lalu saya berkesempatan berkunjung ke sana. Berangkat dari Jogja, mbah Cokro “setres”, mengantar kami menuju pesisir selatan Gunungkidul.  Kami melewati perbukitan yang penuh tanjakan dan turunan tajam, serta kelokan-kelokan yang sepertinya tak ada habisnya. Persis di bukit Patuk, di sisi sebelah kanan jalan tampak view Jogja dari atas. Barisan rumah penduduk, persawahan, pepohonan, jalan-jal...

Hidroponik trial 300520, 030620, 070620, 160620

Sekedar untuk menyimpan. Ini adalah dokumentasi foto-foto hidroponik yang diambil di Mei-Juni 2020. Beberapa tanaman masih trial awal, jadi hasilnya belum memuaskan.  Maaf jika tampilannya masih belum rapi. No. 1-7 = Foto 300520, 030620, 070620, 160620 secara berurutan. 1. Sawi Samhong, masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.        2. Sawi (kalau tidak salah), masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.       3. Pakchoy & sawi (mix)     4. Pakchoy     5. Pakchoy   6.     (- belum difoto lagi) (-sudah dipanen) 7.   (blm difoto lagi)    (- sudah dipanen) 8. Foto hidroponik 070620, 160620 = A.    B.     C.  (pindah tanam 1 Juni 2020) D.  (pindah tanam 6 Juni 2020) E.       (ini adalah sisa-sisa trial yang belum berhasil ter...

Begini cara membuat tablet

Hey friends... Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang cara membuat tablet. Ya, tablet. Tapi tolong jangan dulu berpikir tentang prosesor, RAM, memori intenal, resolusi kamera, dimensi layar, dsb. Singkirkan segala yang berhubungan dengan gadget karena yang akan saya bicarakan di sini adalah tablet yang biasa kita minum kalau sedang sakit. Pada umumnya, sebagian besar tablet mengandung lebih sedikit bahan aktif jika dibandingkan bahan penolongnya (baca: eksipien). Sebagai contoh, misalnya tablet CTM 4 mg dibuat menjadi tablet dengan bobot total 1 0 0 mg. Mengapa begitu? Volume 4 mg CTM itu sangat kecil, kira-kira hanya ½ dari sebutir beras. Bisa dibayangkan, bagaimana cara mencetak serbuk sesedikit itu. Oleh karena itu lah ditambahkan eksipien agar jumlahnya mencukupi untuk bisa dicetak. Di sini kita akan menggunakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. Apakah itu? Secara sederhana, granulasi adalah proses untuk menghasilkan granu...