Langsung ke konten utama

Mengatasi Sikap Negatif ?

Seberapa seringkah Anda melakukan servis pada kendaraan Anda ?
Ada yang melakukannya tiap beberapa bulan sekali, dan ada juga yang melakukannya setelah kendaraan menempuh jarak tertentu. Mungkin ada juga yang melakukannya hingga hal yang detail, seperti kapan harus mengganti ini dan itu. Jika Anda begitu memperhatikan kondisi kendaraan Anda, apakah Anda juga cukup peduli pada kondisi emosi dan mental Anda ?
Kita tentu merawat kendaraan tersebut agar tetap “sehat” sehingga bisa berfungsi dengan baik dan nyaman digunakan. Namun, kita nyaris tidak cermat untuk memantau sikap yang mempengaruhi kesehatan mental kita.
Kapan terakhir kali Anda memeriksa oli dan kondisi kendaraan Anda ?
Kapan terakhir kali kita melakukan pemeriksaan dan penyesuaian sikap ?

Ketika indikator bahan bakar pada motor/mobil hampir menyentuh tanda E (empty), Anda akan pergi ke stasiun pengisian bahan bakar untuk mengisi kembali bahan bakar kendaraan sehingga Anda dapat melanjutkan perjalanan.
Ketika baterai hanphone Anda hampir habis, tentu Anda akan men-charge nya kembali sehingga tetap dapat digunakan. Apakah saat emosi dan sikap Anda merosot/mengalami penurunan, Anda menyegarkannya kembali ?
Saya kira setiap orang mempunyai bekal cadangan tentang kenangan dan hal-hal positif selama masa yang penuh tantangan. Hanya saja, seringkali kita tampak lebih sering mengarahkannya ke hal-hal yang negatif, seperti penyesalan, ketidakberdayaan, dukacita, dsb, daripada berfokus untuk mengisi pikiran dan sikap yang lebih memberdayakan.
Cara untuk mengatasi sikap negatif yang muncul adalah dengan mengucap syukur dan bersedia untuk memaafkan.
Saya kira kita semua pernah menempuh satu/dua atau lebih ujian yang sulit. Biasanya setelah menempuh ujian kita berkata,”Ini adalah ujian yang benar-benar sulit. Aku tidak bisa. Aku gagal dalam ujian ini”. Saya pun pernah mengalaminya.
Banyak dari kita yang kemudian merasa menyesal atas ujian itu dan merasa bersalah atas ”kegagalan” itu. Seringkali pikiran-pikiran tersebut mengganggu kita. Memang benar bahwa, mungkin kita “gagal” dalam hal tersebut. Tetapi, marilah mengambil sudut pandang yang berbeda dengan mensyukuri dan memaafkan apa yang telah kita lakukan. Apa yang disyukuri ? Begitu mungkin pertanyaan Anda.
Ada begitu banyak hal yang bisa kita syukuri. Meskipun ada “kegagalan” dalam ujian tersebut, saya yakin bahwa keadaan Anda sebenarnya jauh lebih baik daripada keadaan sebelumnya karena Anda telah memperkaya diri dengan mengulangi kembali ilmu yang pernah Anda dapatkan. Anda telah berusaha dan mencoba meraihnya. “Kegagalan” dalam ujian tersebut mungkin terasa tidak mengenakkan dan itu membuat Anda selalu merasa bersalah. Akan lebih baik jika Anda memaafkan diri Anda sendiri dan menetapkan langkah-langkah selanjutnya yang lebih membangun.

Atau mungkin Anda sedang mengeluh tentang pekerjaan Anda saat ini, mungkin karena ini dan itu, masalah gaji, jabatan, gengsi, dsb. Saya kira lebih baik untuk menghentikan segala keluhan Anda, dan mencoba mensyukuri keadaan Anda saat ini. Anda patut bersyukur atas keadaan Anda, dan saya yakin bahwa Anda adalah orang yang lebih beruntung dibandingkan kebanyakan orang yang saat ini menganggur.

Saat bekerja dengan orang lain pun, kita juga perlu untuk bersyukur dan bersedia memaafkan kesalahan orang lain. Kita menuntut sangat banyak dari orang lain, bahkan kadang lebih daripada terhadap diri kita sendiri. Jika kita mengakui bahwa kita adalah manusia yang melakukan kesalahan serta melakukan penilaian yang salah, kita seharusnya juga mau memaafkan orang lain. Mungkin benar bahwa orang lain bertanggung jawab atas beberapa hal yang terjadi pada Anda, namun setelah Anda mengenalinya untuk apa terus menerus menyalahkan dia/mereka ? Akan lebih baik jika Anda meninggalkan sikap untuk terus menyalahkan, kemudian memaafkan serta mengambil kembali tanggung jawab terhadap hidup Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watukodok dan OLI

Jogja mempunyai begitu banyak tempat wisata, termasuk wisata pantai. Kalau ditanya, pantai apa saja yang Anda tahu di kota pelajar ini? Pasti kata pertama adalah Parangtritis. Ya, memang tidak salah karena Parangtritis memang pantai yang cukup terkenal di sana. Mungkin ada juga yang menyebutkan pantai Depok, Baron, Kukup, Drini, atau Indrayanti. Empat yang disebut terakhir adalah beberapa pantai indah dari sekian banyak pantai di Gunungkidul. Kali ini saya akan mencoba berbagi tentang sesuatu yang menarik di antara pantai-pantai indah itu, di mana 29 Juni 2014 yang lalu saya berkesempatan berkunjung ke sana. Berangkat dari Jogja, mbah Cokro “setres”, mengantar kami menuju pesisir selatan Gunungkidul.  Kami melewati perbukitan yang penuh tanjakan dan turunan tajam, serta kelokan-kelokan yang sepertinya tak ada habisnya. Persis di bukit Patuk, di sisi sebelah kanan jalan tampak view Jogja dari atas. Barisan rumah penduduk, persawahan, pepohonan, jalan-jal...

Hidroponik trial 300520, 030620, 070620, 160620

Sekedar untuk menyimpan. Ini adalah dokumentasi foto-foto hidroponik yang diambil di Mei-Juni 2020. Beberapa tanaman masih trial awal, jadi hasilnya belum memuaskan.  Maaf jika tampilannya masih belum rapi. No. 1-7 = Foto 300520, 030620, 070620, 160620 secara berurutan. 1. Sawi Samhong, masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.        2. Sawi (kalau tidak salah), masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.       3. Pakchoy & sawi (mix)     4. Pakchoy     5. Pakchoy   6.     (- belum difoto lagi) (-sudah dipanen) 7.   (blm difoto lagi)    (- sudah dipanen) 8. Foto hidroponik 070620, 160620 = A.    B.     C.  (pindah tanam 1 Juni 2020) D.  (pindah tanam 6 Juni 2020) E.       (ini adalah sisa-sisa trial yang belum berhasil ter...

Begini cara membuat tablet

Hey friends... Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang cara membuat tablet. Ya, tablet. Tapi tolong jangan dulu berpikir tentang prosesor, RAM, memori intenal, resolusi kamera, dimensi layar, dsb. Singkirkan segala yang berhubungan dengan gadget karena yang akan saya bicarakan di sini adalah tablet yang biasa kita minum kalau sedang sakit. Pada umumnya, sebagian besar tablet mengandung lebih sedikit bahan aktif jika dibandingkan bahan penolongnya (baca: eksipien). Sebagai contoh, misalnya tablet CTM 4 mg dibuat menjadi tablet dengan bobot total 1 0 0 mg. Mengapa begitu? Volume 4 mg CTM itu sangat kecil, kira-kira hanya ½ dari sebutir beras. Bisa dibayangkan, bagaimana cara mencetak serbuk sesedikit itu. Oleh karena itu lah ditambahkan eksipien agar jumlahnya mencukupi untuk bisa dicetak. Di sini kita akan menggunakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. Apakah itu? Secara sederhana, granulasi adalah proses untuk menghasilkan granu...