Semalam disiarkan pertandingan sepakbola
antara kesebelasan Jepang melawan Uni Emirat Arab (UEA) di tv. Pertandingannya berlangsung cukup
seru karena memperebutkan tiket menuju perempat final piala Asia.
Status juara bertahan yang
dipegang Jepang, tidak membuat nyali UEA ciut. Bahkan di babak pertama, UEA
justru lebih dulu unggul di menit ke-7 melalui aksi Ali Ahmed Mabkhout. Skor
1-0 bertahan hingga turun minum.
Tertinggal 1 angka, membuat
kesebelasan Jepang memberikan perlawanan sengit. Menjelang akhir babak kedua,
skor berubah menjadi 1-1. Jepang merasa cukup beruntung, masih ada extra time untuk kembali merebut kemenangan.
Babak perpanjangan waktu, 2 x 15
menit pun berlangsung ketat, masing-masing saling membombardir pertahanan
lawan. Beberapa kali Jepang mendapatkan peluang cukup bagus, namun tidak
berbuah gol. Skor akhir tetap 1-1. Dengan terpaksa, pertandingan dilanjutkan
dengan adu penalti.
Dua eksekutor Jepang yaitu,
Keisuke Honda dan Shinji Kagawa ternyata gagal menyarangkan bola ke gawang
lawan, sementara hanya 1 eksekutor UEA yang gagal, yaitu Esmaeel. Hal ini agak
ironis mengingat Honda dan Kagawa adalah 2 pemain besar yang membela tim elit Eropa.
Dengan demikian, UEA maju ke
semifinal untuk berhadapan dengan Australia, yang sebelumnya menyingkirkan
China dengan skor 2-0.
Sebenarnya saya tidak ingin membahas banyak tentang
pertandingan ini, terutama karena yang bertanding bukan tim Garuda ataupun klub sepakbola favorit
saya. Hehe.
Saya cuma mau menggarisbawahi
tentang extra time alias perpanjangan
waktu di pertandingan tersebut. Harap diketahui bahwa tidak semua pertandingan
sepakbola yang berakhir dengan hasil seri, harus dilanjutkan dengan extra time, tetapi hanya pertandingan yang mengharuskan ada
tim yang harus menang. Misalnya, pertandingan yang menggunakan sistem gugur,
atau pertandingan babak semifinal/
final. Intinya, extra time adalah waktu tambahan
yang diberikan supaya pertandingan bisa terus dijalankan.
Extra time sebenarnya tidak cuma ada di sepakbola saja. Perjalanan
hidup pun juga ada extra time. Adanya perang,
kecelakaan yang tidak terduga, bencana alam, sakit yang serius, dll, adalah
masa-masa di mana manusia merasa lebih dekat dengan akhir hidupnya.
Ketika terjadi perang yang
dahsyat, ada orang yang
tertembak.
Ketika kecelakaan yang mengerikan
terjadi, beberapa orang tidak berdaya di tengah rongsokan logam.
Ketika terjadi gempa bumi, dan
ada sekumpulan manusia sekarat.
Ketika mengalami sakit yang
serius dan mengancam jiwa, orang tidak berdaya.
Pertolongan darurat di waktu yang
tepat saat terjadi perang, bencana alam, ataupun kecelakaan adalah permulaan extra time.
Pengobatan dan pertolongan di saat
mengalami sakit serius dan mengancam jiwa adalah awal extra
time, sebuah kesempatan untuk menyelamatkan hidup.
Jika dibandingkan dengan waktu normal, extra time biasanya jauh lebih pendek
durasinya, namun justru saat extra time,
orang berjuang sehabis-habisnya.
Saat menjadi korban penembakan, orang akan
berjuang dengan sisa waktunya untuk tetap bertahan sebelum pertolongan datang.
Begitu pula saat orang menjadi korban dalam
kecelakaan atau bencana alam. Dengan sisa-sisa tenaga, akan berteriak meminta
tolong, berharap ada orang yang mendengar dan menyelamatkan.
Saat orang mengalami sakit yang mengancam jiwa,
ia juga akan berteriak, entah dengan ucapan maupun tidak, berharap Yang Maha
Kuasa memberikan pertolongan dan kesembuhan.
Pada pertandingan sepakbola, aturan tentang extra time sudah jelas, yaitu jika dalam
pertandingan waktu normal belum ada pemenang, maka akan dilanjutkan extra time.
Sedangkan dalam perjalanan hidup, tidak ada
aturan seperti itu. Ada orang yang permohonannya dikabulkan sehingga masih bisa
hidup, tetapi ada juga yang langsung menuju rumah abadinya.
Seperti kisah terpidana mati yang mengajukan
grasi, ada yang dikabulkan, ada yang tidak.
Extra time di kehidupan nyata, hanya diberikan
oleh Pemilik Kehidupan.
Bagi yang mendapatkan extra time sehingga mendapatkan kesempatan atas hidup kedua, bagaimanakah
ia akan menjalaninya? Semoga tidak ia lupa kalau ia pernah mendapatkan extra time.
Dalam hidup, tidak semua orang mendapatkan extra time. Tidak semua orang diberikan
kesempatan hidup kedua.

Komentar