Langsung ke konten utama

Jam

Suatu hari seorang pembuat jam berkata pada jam yang sedang dibuatnya, “Hai jam, sanggupkah kau berdetak paling tidak 31.104.000 kali dalam setahun?”
“Ha? Itu terlalu berat!” kata jam terperanjat, “Aku tidak akan sanggup.”
“Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?”
“Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang kurus-kurus seperti ini?!” jawab jam penuh keraguan.
“Bagaimana kalau 3600 kali dalam satu jam?”

“Dalam satu jam harus berdetak tiga ribu enam ratus kali? Banyak sekali itu!” tetap saja jam masih meragukan kemampuan dirinya.
Tukang jam dengan penuh kesabaran tetap berbicara pada jam, “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali saja setiap detik?”


“Hah!!! cuma sekali saja? Nah, kalau begitu aku baru sanggup.” kata jam dengan penuh antusias.
Maka setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu, dan jam itu sungguh luar biasa, karena ternyata selama satu tahun penuh dia terus berdetak tanpa henti. Dan, itu artinya dia telah berdetak 31.104.000 kali!
Bagaimana kita memandang sebuah pekerjaan akan mempengaruhi besarnya kemampuan yang akan kita keluarkan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kita diciptakan dengan amat baik dan istimewa. Kita mempunyai mata yang bisa membedakan hingga 10 juta warna, pembuluh darah yang jika disambungkan bisa sepanjang 100.000 km, otot yang jika digabungkan bisa menarik beban seberat 25 ton, otak yang mengandung 1 trilyun sel otak dan masing-masing sel otak memiliki kemampuan komputasi yang lebih bagus dari sebuah PC terbaru. Setelah melihat fakta-fakta tersebut, apakah kita masih akan berkata kalau kita tidak bisa apa-apa?

Komentar

deew mengatakan…
bner bgt Gung...
kta adalah mhluk yg sempurna..
Tuhan gak mnciptakan kta d wktu senggangnya
tpi dwktu Dia bpikir keras...:)

Postingan populer dari blog ini

Watukodok dan OLI

Jogja mempunyai begitu banyak tempat wisata, termasuk wisata pantai. Kalau ditanya, pantai apa saja yang Anda tahu di kota pelajar ini? Pasti kata pertama adalah Parangtritis. Ya, memang tidak salah karena Parangtritis memang pantai yang cukup terkenal di sana. Mungkin ada juga yang menyebutkan pantai Depok, Baron, Kukup, Drini, atau Indrayanti. Empat yang disebut terakhir adalah beberapa pantai indah dari sekian banyak pantai di Gunungkidul. Kali ini saya akan mencoba berbagi tentang sesuatu yang menarik di antara pantai-pantai indah itu, di mana 29 Juni 2014 yang lalu saya berkesempatan berkunjung ke sana. Berangkat dari Jogja, mbah Cokro “setres”, mengantar kami menuju pesisir selatan Gunungkidul.  Kami melewati perbukitan yang penuh tanjakan dan turunan tajam, serta kelokan-kelokan yang sepertinya tak ada habisnya. Persis di bukit Patuk, di sisi sebelah kanan jalan tampak view Jogja dari atas. Barisan rumah penduduk, persawahan, pepohonan, jalan-jal...

Hidroponik trial 300520, 030620, 070620, 160620

Sekedar untuk menyimpan. Ini adalah dokumentasi foto-foto hidroponik yang diambil di Mei-Juni 2020. Beberapa tanaman masih trial awal, jadi hasilnya belum memuaskan.  Maaf jika tampilannya masih belum rapi. No. 1-7 = Foto 300520, 030620, 070620, 160620 secara berurutan. 1. Sawi Samhong, masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.        2. Sawi (kalau tidak salah), masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.       3. Pakchoy & sawi (mix)     4. Pakchoy     5. Pakchoy   6.     (- belum difoto lagi) (-sudah dipanen) 7.   (blm difoto lagi)    (- sudah dipanen) 8. Foto hidroponik 070620, 160620 = A.    B.     C.  (pindah tanam 1 Juni 2020) D.  (pindah tanam 6 Juni 2020) E.       (ini adalah sisa-sisa trial yang belum berhasil ter...

Begini cara membuat tablet

Hey friends... Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang cara membuat tablet. Ya, tablet. Tapi tolong jangan dulu berpikir tentang prosesor, RAM, memori intenal, resolusi kamera, dimensi layar, dsb. Singkirkan segala yang berhubungan dengan gadget karena yang akan saya bicarakan di sini adalah tablet yang biasa kita minum kalau sedang sakit. Pada umumnya, sebagian besar tablet mengandung lebih sedikit bahan aktif jika dibandingkan bahan penolongnya (baca: eksipien). Sebagai contoh, misalnya tablet CTM 4 mg dibuat menjadi tablet dengan bobot total 1 0 0 mg. Mengapa begitu? Volume 4 mg CTM itu sangat kecil, kira-kira hanya ½ dari sebutir beras. Bisa dibayangkan, bagaimana cara mencetak serbuk sesedikit itu. Oleh karena itu lah ditambahkan eksipien agar jumlahnya mencukupi untuk bisa dicetak. Di sini kita akan menggunakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. Apakah itu? Secara sederhana, granulasi adalah proses untuk menghasilkan granu...