Langsung ke konten utama

Menghargai dan memajukan obat tradisional Indonesia


Jika mendengar kata “jamu”, persepsi sebagian besar masyarakat akan langsung mengarah pada ramuan minuman dalam gelas, berwarna kecoklatan dengan aroma yang aneh, dan rasanya pahit. Biasanya jamu dijual oleh wanita yang menggunakan kain jarik, serta menggendong bakul besar berisi botol-botol ramuan, dan menawarkannya dari rumah ke rumah. 

Itu tidak salah, namun pengertian jamu sebenarnya tidak hanya terbatas pada jamu gendong saja. Kini sudah cukup banyak industri yang memproduksi jamu, dalam bentuk seduhan, serbuk,  sirup, kapsul, tablet, dsb dengan tujuan untuk memudahkan mengkonsumsinya. Jika kita amati, meskipun cukup banyak jamu yang beredar di pasar, ternyata sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa jamu adalah produk nomor sekian dipilih untuk memelihara kesehatan atau menyembuhkan penyakit. Masyarakat lebih percaya pada kemanjuran obat-obat sintetik, meskipun itu tidak selalu benar.

Salah satu penyebab obat tradisional kurang diminati, adalah karena dianggap kuno dan tak ada bukti ilmiah yang menyatakan manfaatnya. Apalagi kini masyarakat semakin kritis, sehingga jika tak ada hitam di atas putih, akan sulit meyakinkannya. Para praktisi kesehatan pun masih enggan menggunakan atau meresepkannya karena mereka sendiri belum yakin tanpa adanya  bukti tertulis. Dengan kata lain, pengobatan tradisional (jamu) masih memerlukan bukti ilmiah yang cukup untuk dapat digunakan oleh tenaga profesional kesehatan.

Biopharmaca Research Center (BRC) adalah institusi yang terintegrasi dengan IPB, merupakan institusi penelitian terkait biofarmaka, yang mengembangkan tanaman Indonesia yang berpotensi obat, melalui penemuan senyawa aktif dan efeknya (1). Keberadaan Biofarmaka IPB ini tentu sangat berprospek baik untuk pengembangan obat tradisional Indonesia. Biodiversitas hayati Indonesia melimpah, namun masih banyak tanaman yang belum digali potensinya (2). Diharapkan melalui berbagai penelitian, akan semakin banyak kandidat tanaman bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional. 

Dalam rangka menyediakan bukti ilmiah terkait mutu, keamanan, dan manfaat obat tradisional (jamu), maka Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.03/MENKES/PER/2010 tentang Saintifikasi Jamu. Saintifikasi Jamu adalah pembuktian ilmiah jamu melalui penelitian berbasis pelayanan kesehatan. Salah satu tujuannya adalah memberikan landasan ilmiah (evidenced based) penggunaan jamu secara empirik melalui penelitian berbasis pelayanan yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan, dalam hal ini klinik pelayanan jamu/dokter praktek jamu.

Pihak industri obat tradisional juga dapat  ambil bagian dalam usaha saintifikasi, bahkan bisa lebih komprehensif terhadap produk yang dikembangkan/dipasarkan. Standarisasi mengikuti Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), didukung dengan data keamanan dan kemanfaatan produk secara pra klinis dan klinis akan memberikan bukti bahwa obat tradisional tersebut berkualitas (3) dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Memang, investasi yang dikeluarkan akan menjadi sangat besar, namun pasti akan memberikan nilai lebih terhadap produk dan meningkatkan daya saingnya. Ketersediaan informasi yang lengkap dan benar, akan  mendorong para profesional kesehatan untuk menggunakan obat tradisional tersebut dalam pelayanan kesehatan tanpa ada keraguan. 

Penghargaan terhadap obat tradisional Indonesia menjadi sangat penting, mengingat saat ini banyak produk herbal dari negara-negara lain yang dipasarkan di Indonesia dan umumnya masyarakat menganggap produk tersebut lebih baik. Tanpa adanya penghargaan terhadap obat tradisional dalam negeri, maka eksistensi jamu Indonesia akan terancam dan pangsa pasar yang sangat besar akan direbut obat-obatan tradisional dari negara-negara lain. 

Jangan biarkan produk kita tidak berdaulat di negeri kita sendiri karena kita sendiri tidak menghargainya. Jika bukan kita yang menghargai warisan budaya bangsa ini, siapa lagi? Mari mencintai Indonesia, dengan bersama-sama menghargai  dan memajukan obat tradisional kita.  

Pustaka :
  1. http://biofarmaka.ipb.ac.id/publication/journal
  2. http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-activity/dies-natalis-2013/624-bursa-tanaman-obat-2013
  3. http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-news/brc-article/587-quality-of-herbal-medicine-plants-and-traditional-medicine-2013

Komentar

Sabung Ayam Online mengatakan…
setujuta

WWW.KAISARGAMING.ID GAME ONLINE TERPERCAYA | SPORTBOOK | SABUNG AYAM | SEXY LIVE CASINO | TEMBAK IKAN | SLOTS GAME

1 ID bisa untuk main ratusan permainan
minimal deposit/withdraw hanya Rp.20.000

Hubungi kami :
Whatsapp (WA) : +85585875998
BBM ID / Pin : KaisarG
Line ID : kaisargaming
www.kaisargaming.id

Special Promo Kaisar Gaming

Bonus Promo :
Bonus First Deposit 100%
Jackpot Sabung Ayam 100%
Bonus Next Deposit 10%
Bonus Cashback 5%
Bonus Turn Over 1%
Bonus Top-up (Special in Kaisar Gaming)

Berita sabung ayam, Perawatan ayam aduan Dan Join Sabung Ayam Disini:
Sabung Ayam

untuk baca berita tentang game online terkini bisa klik disini :
Seputar Game Online di Indonesia

tips cara menang :
Tips dan Trick Bermain Game Online Berbayar Agar Selalu Menang Klik Disini

Agen Terbaik Sepanjang masa yang rela memberikan tips bermainnya agar selalu menang
Mengupas tuntas tentang judi Online agar selalu menang klik disini

untuk baca berita terkini tentang Sepak Bola Dan Olahraga lainnya bisa klik disini :
Berita Sepak Bola dan Sport Yang Selalu Update

Banyak Promo Game Online nih disini :
VOCHER GAME ONLINE GRATIS !!!!

Banyak Promo nih buat yang suka Gaming :
Suka Main Game Online

mau diskusi dan jual beli ayam ? bisa kunjungi aja website dibawah ini :
Forum diskusi dan Jual Beli

Postingan populer dari blog ini

Watukodok dan OLI

Jogja mempunyai begitu banyak tempat wisata, termasuk wisata pantai. Kalau ditanya, pantai apa saja yang Anda tahu di kota pelajar ini? Pasti kata pertama adalah Parangtritis. Ya, memang tidak salah karena Parangtritis memang pantai yang cukup terkenal di sana. Mungkin ada juga yang menyebutkan pantai Depok, Baron, Kukup, Drini, atau Indrayanti. Empat yang disebut terakhir adalah beberapa pantai indah dari sekian banyak pantai di Gunungkidul. Kali ini saya akan mencoba berbagi tentang sesuatu yang menarik di antara pantai-pantai indah itu, di mana 29 Juni 2014 yang lalu saya berkesempatan berkunjung ke sana. Berangkat dari Jogja, mbah Cokro “setres”, mengantar kami menuju pesisir selatan Gunungkidul.  Kami melewati perbukitan yang penuh tanjakan dan turunan tajam, serta kelokan-kelokan yang sepertinya tak ada habisnya. Persis di bukit Patuk, di sisi sebelah kanan jalan tampak view Jogja dari atas. Barisan rumah penduduk, persawahan, pepohonan, jalan-jal...

Hidroponik trial 300520, 030620, 070620, 160620

Sekedar untuk menyimpan. Ini adalah dokumentasi foto-foto hidroponik yang diambil di Mei-Juni 2020. Beberapa tanaman masih trial awal, jadi hasilnya belum memuaskan.  Maaf jika tampilannya masih belum rapi. No. 1-7 = Foto 300520, 030620, 070620, 160620 secara berurutan. 1. Sawi Samhong, masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.        2. Sawi (kalau tidak salah), masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.       3. Pakchoy & sawi (mix)     4. Pakchoy     5. Pakchoy   6.     (- belum difoto lagi) (-sudah dipanen) 7.   (blm difoto lagi)    (- sudah dipanen) 8. Foto hidroponik 070620, 160620 = A.    B.     C.  (pindah tanam 1 Juni 2020) D.  (pindah tanam 6 Juni 2020) E.       (ini adalah sisa-sisa trial yang belum berhasil ter...

Begini cara membuat tablet

Hey friends... Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang cara membuat tablet. Ya, tablet. Tapi tolong jangan dulu berpikir tentang prosesor, RAM, memori intenal, resolusi kamera, dimensi layar, dsb. Singkirkan segala yang berhubungan dengan gadget karena yang akan saya bicarakan di sini adalah tablet yang biasa kita minum kalau sedang sakit. Pada umumnya, sebagian besar tablet mengandung lebih sedikit bahan aktif jika dibandingkan bahan penolongnya (baca: eksipien). Sebagai contoh, misalnya tablet CTM 4 mg dibuat menjadi tablet dengan bobot total 1 0 0 mg. Mengapa begitu? Volume 4 mg CTM itu sangat kecil, kira-kira hanya ½ dari sebutir beras. Bisa dibayangkan, bagaimana cara mencetak serbuk sesedikit itu. Oleh karena itu lah ditambahkan eksipien agar jumlahnya mencukupi untuk bisa dicetak. Di sini kita akan menggunakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. Apakah itu? Secara sederhana, granulasi adalah proses untuk menghasilkan granu...