Apa yang pertama kali
terlintas di kepala Anda, saat mendengar kata Laos ? Apakah bumbu
masakan atau nama negara di Asia Tenggara? Kedua pengertian itu tidak
salah, karena Laos memang bisa berarti ganda, tergantung konteks
kalimatnya seperti apa.
(bendera Laos dan tanaman laos/lengkuas)
Sebagai sebuah negara,
Laos memang tidak sepopuler negara ASEAN lainnya. Memang negara ini
sudah merdeka lebih dari setengah abad, yaitu setelah mereka berhasil
mengusir Prancis pada 1949, namun hingga kini Laos masih mengalami
kesulitan besar untuk bisa bangkit dari kemiskinan. Di masa lampau,
Laos memang merupakan negara yang menutup diri terhadap hubungan
dengan negara-negara di sekitarnya. Sebenarnya, tak ada yang melarang
jika Laos ingin tetap terus menutup diri. Hanya saja, terisolasinya
Laos mengakibatkan negara ini menjadi sangat lama berkembang. Saat
negara-negara di sekitarnya sudah mengupayakan keberhasilan di
berbagai bidang, Laos masih tertinggal.
Laos bergabung dalam
ASEAN pada 1997 namun baru mau membuka diri seluas-luasnya dengan
negara lain pada tahun 2004 dan mulai melakukan kerjasama di berbagai
bidang. Dengan adanya komunitas ASEAN diharapkan Laos dapat menjalin
kemitraan yang baik dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Bentuk investasi
diplomasi yang diharapkan melalui kemitraan dengan negara-negara
ASEAN antara lain :
Pendidikan
Pertukaran pelajar antara
Laos dengan negara ASEAN lainnya akan menjadi sarana berbagi ilmu
pengetahuan, serta berbagi kebudayaan antar negara ASEAN.
Investasi
Sebagai negara yang belum
lama membuka diri, maka pembangunan industri dalam negeri Laos belum
sebaik negara maju. Kerjasama dengan para pemilik modal untuk
menanamkan investasi di Laos akan mempercepat industrialiasi dan
mengurangi pengangguran, sementara bagi pemilik modal dapat semakin
memajukan usahanya. Kemantapan stabilitas nasional berdampak positif
bagi peningkatan arus investasi asing yang masuk.
Pertumbuhan ekonomi
umumnya terhambat oleh banyaknya penduduk berpendidikan yang pindah
ke luar negeri akibat tidak tersedianya lapangan pekerjaan yang
memadai. Dengan masuknya investor, diharapkan tercipta lapangan
pekerjaan yang memadai sehingga pertumbuhan ekonomi Laos menjadi
lebih baik.
Ekonomi
Laos mengembangkan sektor
perdagangan dengan komoditas ekspor utama berupa hasil pertanian
(beras, tembakau, kopi), hasil hutan (kayu mentah, kayu olahan, dan
berbagai jenis kerajinan), dan hasil tambang berupa timah. Sementara
itu impor utama berupa kendaraan bermotor, mesin, dan besi baja.
Pertanian
Pertanian masih
mempengaruhi setengah dari pendapatan nasional dan menyerap 80% dari
tenaga kerja yang ada. Laos mempunyai lembah sungai yang subur
sehingga banyak menghasilkan tanaman pertanian dan perkebunan,
terutama padi, kopi, dan tembakau.
Kerjasama bidang
pertanian dengan negara ASEAN misalnya Indonesia diharapkan mampu
menciptakan ketahanan pangan, terutama bagi masyarakat ASEAN.
Pariwisata
Potensi sumber daya alam
yang ada di Laos belum dimanfaatkan secara optimal untuk disajikan
sebagai objek wisata. Oleh karena itu, pemerintah Laos perlu
mengembangkan wisata budayanya. Kerjasama dengan negara ASEAN untuk
mendukung kegiatan pariwisata salah satunya diwujudkan dengan
pemberlakuan bebas visa untuk negara ASEAN.
Pertahanan keamanan
Stabilitas nasional Laos
yang mantap belum diimbangi oleh angkatan bersenjata, namun demikian
Laos berperan aktif dalam mekanisme keamanan perbatasan dan regional.
Hal ini penting mengingat letak geografis menempatkan Laos sebagai
jalur lintas trans national crimes terutama penyelundupan
narkoba dan perdagangan manusia. Karena itu, kerjasama bidang
pertahanan keamanan perlu dilakukan misalnya dengan pendidikan
militer.
Semoga dengan program
diplomasi dengan negara-negara ASEAN seperti di atas, nantinya Laos
akan menjadi setara dengan negara ASEAN lainnya. Dengan demikian
diharapkan komunitas tunggal ASEAN baik ekonomi maupun politik dapat
tercapai.


Komentar