Langsung ke konten utama

Myanmar : VoA atau visa-free?

Acara jalan-jalan ke tempat wisata selalu menjadi kegiatan yang menyenangkan. Dari yang sekedar menengok saudara di Ragunan, main di Dufan, hingga jalan-jalan ke luar negeri, semuanya menjadi cara melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Apalagi kalau dibayarin, siapa yang ga mau?

Nah, ngomong-ngomong soal jalan-jalan ke luar negeri, selain tiket pesawat (kalau naik pesawat), kita juga harus mempunyai paspor. Di Asia Tenggara, hampir semua negara ASEAN cukup menggunakan paspor dan telah membebaskan pengurusan visa untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke negaranya, namun tidak demikian dengan Myanmar. Untuk masuk ke Myanmar, selain mempunyai paspor, kita juga perlu mempunyai visa. 

Apa itu visa ? Menurut wikipedia, visa adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara memberikan seseorang izin untuk masuk ke negara tersebut dalam suatu periode waktu dan tujuan tertentu. Visa yang dimaksud untuk kunjungan wisata ke Myanmar disebut dengan Visa-on-Arrival (VoA). Visa on arrival artinya setelah pemegang paspor tiba di negara yang menerapkan VoA, pemegang paspor diwajibkan untuk mengurus visa dan membayar biaya administrasi untuk bisa masuk ke negara tersebut.VoA ini bisa langsung diurus di negara tujuan. Biasanya VoA digunakan untuk kunjungan singkat saja, seperti liburan misalnya.

Kementrian Perindustrian Myanmar mengumumkan berlakunya VoA bisnis yang baru pada 1 Juni 2012 yang lalu. Visa-on-arrival tersebut akan dikeluarkan saat kedatangan di Bandara Yangon. Sebenarnya visa-on-arrival untuk kategori wisata ini sudah pernah diperkenalkan di tahun 2010, namun hanya berlaku selama 6 bulan karena alasan politik.

 (diambil dari : http://yotta-steel.blogspot.com)

Jika kita melihat sejarah, sejak junta militer berkuasa mulai 1962, Myanmar terisolasi dari negara luar selama berpuluh-puluh tahun lamanya. Dalam sejarahnya yang bergejolak, Myanmar sudah sering mencoba untuk membuka diri, tapi selalu gagal karena reaksi konservatif. Bisa kita bayangkan, bagaimana pembangunan di dalam negerinya tanpa menjalin hubungan dengan dunia internasional selama rentang waktu yang begitu lama. Myanmar juga baru bergabung sebagai anggota ASEAN di tahun 1997 bersama dengan Laos.

Setelah menjadi negara yang terpinggirkan sekian lama, kini Myanmar sedang melalui perubahan untuk lebih terbuka. Keputusan untuk membuka sektor pariwisatanya ke dunia internasional disambut positif oleh banyak wisatawan mancanegara. Namun, karena isu stabilitas politik dalam negerinya, maka Myanmar masih berhati-hati terhadap kedatangan warga negara asing sehingga proses masuknya wisatawan mancanegara pun masih agak ketat.

(diambil dari : http://mirayamira.wordpress.com)

Sebenarnya, kemudahan birokrasi keluar masuk antar negara ASEAN akan mendorong semakin banyaknya penduduk berkunjung ke negara lain. Kunjungan wisata antar negara, termasuk ke Myanmar adalah salah satu sarana agar semakin banyak penduduk ASEAN dapat berinteraksi satu dengan yang lain. Hal ini akan berdampak positif karena nantinya interaksi semacam inilah yang akan mendukung dan memperkuat terciptanya masyarakat ASEAN.
 
Keputusan Myanmar untuk memberlakukan VoA sebenarnya merupakan langkah yang positif untuk lebih memperkenalkan sektor pariwisatanya mengingat sebelumnya Myanmar terisolasi cukup lama. Pemberlakuan VoA ini diharapkan akan semakin meningkatkan awareness dunia terhadap Myanmar.
Meskipun demikian, untuk menciptakan boom travel dari pasar ASEAN, menurut saya visa-free seperti yang berlaku di negara ASEAN lainnya akan lebih efektif.

Jadi, pilih VoA atau visa-free ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watukodok dan OLI

Jogja mempunyai begitu banyak tempat wisata, termasuk wisata pantai. Kalau ditanya, pantai apa saja yang Anda tahu di kota pelajar ini? Pasti kata pertama adalah Parangtritis. Ya, memang tidak salah karena Parangtritis memang pantai yang cukup terkenal di sana. Mungkin ada juga yang menyebutkan pantai Depok, Baron, Kukup, Drini, atau Indrayanti. Empat yang disebut terakhir adalah beberapa pantai indah dari sekian banyak pantai di Gunungkidul. Kali ini saya akan mencoba berbagi tentang sesuatu yang menarik di antara pantai-pantai indah itu, di mana 29 Juni 2014 yang lalu saya berkesempatan berkunjung ke sana. Berangkat dari Jogja, mbah Cokro “setres”, mengantar kami menuju pesisir selatan Gunungkidul.  Kami melewati perbukitan yang penuh tanjakan dan turunan tajam, serta kelokan-kelokan yang sepertinya tak ada habisnya. Persis di bukit Patuk, di sisi sebelah kanan jalan tampak view Jogja dari atas. Barisan rumah penduduk, persawahan, pepohonan, jalan-jal...

Hidroponik trial 300520, 030620, 070620, 160620

Sekedar untuk menyimpan. Ini adalah dokumentasi foto-foto hidroponik yang diambil di Mei-Juni 2020. Beberapa tanaman masih trial awal, jadi hasilnya belum memuaskan.  Maaf jika tampilannya masih belum rapi. No. 1-7 = Foto 300520, 030620, 070620, 160620 secara berurutan. 1. Sawi Samhong, masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.        2. Sawi (kalau tidak salah), masih trial, awalnya kurang cahaya matahari.       3. Pakchoy & sawi (mix)     4. Pakchoy     5. Pakchoy   6.     (- belum difoto lagi) (-sudah dipanen) 7.   (blm difoto lagi)    (- sudah dipanen) 8. Foto hidroponik 070620, 160620 = A.    B.     C.  (pindah tanam 1 Juni 2020) D.  (pindah tanam 6 Juni 2020) E.       (ini adalah sisa-sisa trial yang belum berhasil ter...

Begini cara membuat tablet

Hey friends... Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang cara membuat tablet. Ya, tablet. Tapi tolong jangan dulu berpikir tentang prosesor, RAM, memori intenal, resolusi kamera, dimensi layar, dsb. Singkirkan segala yang berhubungan dengan gadget karena yang akan saya bicarakan di sini adalah tablet yang biasa kita minum kalau sedang sakit. Pada umumnya, sebagian besar tablet mengandung lebih sedikit bahan aktif jika dibandingkan bahan penolongnya (baca: eksipien). Sebagai contoh, misalnya tablet CTM 4 mg dibuat menjadi tablet dengan bobot total 1 0 0 mg. Mengapa begitu? Volume 4 mg CTM itu sangat kecil, kira-kira hanya ½ dari sebutir beras. Bisa dibayangkan, bagaimana cara mencetak serbuk sesedikit itu. Oleh karena itu lah ditambahkan eksipien agar jumlahnya mencukupi untuk bisa dicetak. Di sini kita akan menggunakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. Apakah itu? Secara sederhana, granulasi adalah proses untuk menghasilkan granu...