Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Memupus "jarak" - 17 Agustus 2015

Sejak hari Minggu kemarin, teman-teman di media sosial banyak yang update status, pasang profil picture/ display picture bertemakan 70 tahun Indonesia Merdeka. Bahkan tidak sedikit juga yang share kegiatan di RT atau kompleks perumahannya. Ada yang menang juara lomba kerupuk, ada yang ikut pertandingan sepak bola sarung, panjat pinang, dll. Gara-gara itu juga, latihan nyanyi yang sebenarnya dijadwalkan hari Minggu, terpaksa ditunda dulu. Eh, kenapa malah jadi curcol ya? :d Oke, cukup, lupakan saja bagian terakhirnya. Ngomong-ngomong soal berbagi momen seperti di HUT RI ini, gadget menjadi barang wajib untuk dibawa kemana-mana. Bahkan mungkin bisa ngalah-ngalahin dompet (ya kali ya). Memang sih, tidak bisa dipungkiri, majunya teknologi membawa banyak perubahan yang memudahkan hidup sehari-hari. Dulu kalau ada saudara hidup di rantau,  media komunikasi yang paling banter menurut saya ya sepucuk surat yang dikirim lewat pos pake perangko. Suratnya dikirim kapan, sampainya kapan. ...

Oleh-oleh dari Cilincing

Sejujurnya, hari ini saya cuma ikutan alias jadi tim penggembira di tim survey ke Cilincing, Jakut. Cilincing? Ga salah itu tempatnya?? Ya, pokoknya sampe sana dulu lah.. Perjalanan ini dimulai dari Cikarang pukul 09.15, namun tim begitu baik hati sehingga ditambah 30 menit menjadi 09.45 :). Cuaca selama perjalanan agak gerimis, namun hal itu tidak terlalu masalah karena ternyata lalu lintas tidak macet. Kabar baik lainnya adalah perbekalan di dalam mobil tersedia dalam jumlah yang sangat cukup untuk kami :). Keluar tol Cilincing, kami menuju arah Merunda sambil mencari-cari jalan di sebelah kiri bernama “Kelapa dua” atau “Kelapa kembar”. Sudah hampir sampai ujung, kok nama jalannya ga ada? Masa iya nama jalannya ilang? Usut diusut, ternyata namanya bukan kelapa dua atau kelapa kembar, tetapi Cilincing Kelapa (beda nama dikit lah ya :p ). Setelah masuk ke jalan tersebut beberapa puluh meter, di sebelah kanan jalan ada papan nama bertuliskan “Atmabrata”. Itulah tempat...

Ayah, anak, dan mie instan

Ada seorang ayah (duda) mempunyai anak laki-laki yang berumur kira-kira 10 tahun. Karena tidak ada anggota keluarga lain dan juga tidak ada pembantu di rumah, maka segala keperluan anak diurus sendiri oleh ayah. Ayah bekerja di kota yang letaknya cukup jauh, sehingga harus berangkat pagi. Sebelum berangkat, ia selalu menyiapkan sarapan untuk anaknya meskipun seringkali hanya dengan lauk telur dadar. Si anak tahu bahwa ayah harus bekerja keras agar mereka bisa hidup. Karena itu, apa yang dikatakan ayah selalu dilaksanakannya, misalnya   segera bangun dan mandi sebelum berangkat sekolah, makan makanan yang sudah disiapkan, tidak main air hujan, tidak mencoret-coret tembok, dsb.   Suatu hari, cuaca sedang tidak bersahabat. Hujan turun sepanjang hari mengakibatkan jalan-jalan tergenang air sehingga terjadi kemacetan. Ayah yang sehari-hari mengandalkan angkutan umum, akhirnya terlambat sampai rumah. Entah itu jam berapa saat ia   mendapati anaknya sudah tertidur d...

Nada untuk Asa – Review

Kamis ini, saya diajak nobar sebuah film drama yang berjudul “Nada untuk Asa” di mall terbesar di area Cikarang :). Kami sampai di bioskop kira-kira pukul 19.45 karena mengira filmnya dimulai pukul 20.00, namun ternyata di tiket masuk studio 2, tertulis bahwa film baru akan diputar pukul 20.50. Yaaah..tahu gitu tadi ga usah buru-buru berangkat. Minimal bisa rebahan dulu lah sehabis kerja berat seharian ini (lebay.com). Film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Ita Sembiring ini, mengisahkan tentang perjuangan 2 wanita penderita HIV, yang berkeyakinan positif untuk tetap hidup di tengah pandangan negatif masyarakat, bahkan keluarganya sendiri. Berikut ini reviewnya. Cerita diawali dengan suatu siang yang cerah dalam acara pemakaman seorang laki-laki bernama Bobby. Bobby adalah seorang suami dari tokoh bernama Nada (diperankan Marsha Timothy), anak kedua dari 3 bersaudara yang seluruhnya perempuan. Sebelum meninggal, Bobby menderita penyakit kanker. Kar...

Respect to you

Sekitar 4 tahun lalu, nenek dari keluarga ibu menderita mamae cancer . Sebenarnya sudah cukup lama beliau sakit, sudah berobat, bahkan akhirnya salah satu payudaranya pun terpaksa diangkat untuk menyelamatkan hidupnya. Dua tahun kemudian, beliau dipanggil Tuhan, meninggalkan 3 orang anak yang “untung”nya sudah mapan. Tahun lalu, seorang teman akrab saya tiba-tiba broadcast pesan yang kira-kira isinya begini : “Kami sedang menggalang dana buat teman kita, si B yang divonis dokter menderita Lymphoma non-Hodkins. Bagi yang ingin berpartisipasi untuk membantu, kami membuka rekening bantuan sbb... Mohon doanya ya!”. DEG... Saya kaget seakan tidak percaya. Ini beneran si B kena Lymphoma? Si B ini teman seangkatan saya dan ya bisa dibilang seumuran, makanya saya agak-agak ragu dengan info ini. Namun setelah saya konfirmasi ulang, ternyata benar si B terkena Lymphoma non-Hodkins. Apa itu Lymphoma non-Hodkins, saya juga tidak ingat secara pasti. Yang saya tahu, itu salah satu jen...

Apa itu Opentrolley?

Siapa yang tidak tahu Amazon.com ? Sebuah toko buku online no.1 di dunia, yang dirintis “hanya” dari sebuah garasi rumah pendirinya sendiri, Jeff Bezos. Meski bisnis utamanya adalah penjualan buku, tetapi sekarang Amazon sudah juga menjual barang-barang lainnya, seperti CD, printer, atau produk elektronik lainnya. Hanya saja, cara pembayarannya yang diterima adalah menggunakan credit card Visa, Master, atau Paypal. Nah, buat yang tidak punya alat pembayaran seperti di atas (berarti sama dengan saya :p), tetapi ingin membeli buku yang belum (tidak) dijual di Indonesia, apa bisa? Jawabannya, “Bisa!”. Kalian bisa mencoba Opentrolley.co.id . Opentrolley sebenarnya adalah toko buku online yang berlokasi di Singapura, namun kini membuka cabang di Indonesia. Waktu saya mencoba browsing judul sebuah buku dan membandingkan harganya dengan beberapa toko buku online, memang harga di Opentrolley.co.id sedikit lebih mahal. Meski begitu, Opentrolley mempunyai kelebihan...

Begini cara membuat tablet

Hey friends... Kali ini saya akan berbagi sedikit ilmu tentang cara membuat tablet. Ya, tablet. Tapi tolong jangan dulu berpikir tentang prosesor, RAM, memori intenal, resolusi kamera, dimensi layar, dsb. Singkirkan segala yang berhubungan dengan gadget karena yang akan saya bicarakan di sini adalah tablet yang biasa kita minum kalau sedang sakit. Pada umumnya, sebagian besar tablet mengandung lebih sedikit bahan aktif jika dibandingkan bahan penolongnya (baca: eksipien). Sebagai contoh, misalnya tablet CTM 4 mg dibuat menjadi tablet dengan bobot total 1 0 0 mg. Mengapa begitu? Volume 4 mg CTM itu sangat kecil, kira-kira hanya ½ dari sebutir beras. Bisa dibayangkan, bagaimana cara mencetak serbuk sesedikit itu. Oleh karena itu lah ditambahkan eksipien agar jumlahnya mencukupi untuk bisa dicetak. Di sini kita akan menggunakan salah satu metode pembuatan tablet dengan cara granulasi basah. Apakah itu? Secara sederhana, granulasi adalah proses untuk menghasilkan granu...

Hujan

Gelap dan sayu menggelayut langit, mengantar rintik hujan ke bumi dengan caranya yang begitu sederhana. Kadangkala dia turun sambil bersorak menggelora, seakan ingin agar dunia tahu, dan menyambutnya. Seperti yang terjadi baru saja sore ini. Siang hari yang begitu terik, bisa dengan tiba-tiba berubah menjadi gelap. Tidak ada yang tahu pasti kapan hujan akan datang. Hujan selalu turun dalam bentuk titik-titik hujan, tidak pernah tumpah begitu saja, tidak seperti menuangkan teh hangat di pagi hari ke dalam cangkir. Titik-titik air itu tampak tidak kompak saat turun ke bumi, namun mereka tahu dengan pasti kemana mereka menuju. Tidak peduli apakah hujan turun di atas bukit, di atas sawah, perkampungan, perkotaan, ataupun di gang sempit di mana mobil pun tak bisa melintas, air akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Itulah yang selalu diajarkan di pelajaran IPA ketika SD dulu. Hujan yang turun di atas bukit, membasahi daun dan pepohonan, mengalir dan berkumpul di sun...

Extra time

Semalam disiarkan pertandingan sepakbola antara kesebelasan Jepang melawan Uni Emirat Arab (UEA) di tv . Pertandingannya berlangsung cukup seru karena memperebutkan tiket menuju perempat final piala Asia. Status juara bertahan yang dipegang Jepang, tidak membuat nyali UEA ciut. Bahkan di babak pertama, UEA justru lebih dulu unggul di menit ke-7 melalui aksi Ali Ahmed Mabkhout. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum. Tertinggal 1 angka, membuat kesebelasan Jepang memberikan perlawanan sengit. Menjelang akhir babak kedua, skor berubah menjadi 1-1. Jepang merasa cukup beruntung, masih ada e xtra time untuk kembali merebut kemenangan. Babak perpanjangan waktu, 2 x 15 menit pun berlangsung ketat, masing-masing saling membombardir pertahanan lawan. Beberapa kali Jepang mendapatkan peluang cukup bagus, namun tidak berbuah gol. Skor akhir tetap 1-1. Dengan terpaksa, pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti. Dua eksekutor Jepang yaitu, Keisuke Honda dan Shinji Kagawa ternyata ...